Aku mendongeng :
Terkisah Nenek ingin menjenguk cucu. Nenek berdiri mananti bis antar kota yang liwat. Dari jauh Nenek sudah melihat bis yang dinanti. Nenek sudah mengacungkan tangan berharap bis berhenti. Dari jauhpun Supir telah melihat tanda itu, lalu dia menginjak rem, bis berhenti perlahan. Namun, bis masih berjalan meski pelan, dan berhenti agak jauh dari tempat Nenek berdiri. Terpaksa nenek berlari dengan kerentaannya, membawa 'gembolan' oleh-oleh buat cucu.
Sampai di pintu bis, Kondektur berteriak : "Tunggu, tunggu, nenek-nenek, ayo nek, cepat, loncat, hup hup hup!
Nenek berusaha melompat ke atas bis yang segera berjalan lagi dengan kencang sebelum nenek siap berdiri tegak untuk menuju bangku. Nenek : "Uh! Aku seperti seorang prajurit muda yang tangkas! Uh! Negeri ini keras sekali! Uh! Penuh! Uh! Tak ada yang memberi tempat duduk buat seorang wanita, yang tua, biarlah aku duduk di bawah, oh demi cinta pada cucunda...
Salam, jangan tidur! kita sudah lama terlena dalam dongeng!
Terkisah Nenek ingin menjenguk cucu. Nenek berdiri mananti bis antar kota yang liwat. Dari jauh Nenek sudah melihat bis yang dinanti. Nenek sudah mengacungkan tangan berharap bis berhenti. Dari jauhpun Supir telah melihat tanda itu, lalu dia menginjak rem, bis berhenti perlahan. Namun, bis masih berjalan meski pelan, dan berhenti agak jauh dari tempat Nenek berdiri. Terpaksa nenek berlari dengan kerentaannya, membawa 'gembolan' oleh-oleh buat cucu.
Sampai di pintu bis, Kondektur berteriak : "Tunggu, tunggu, nenek-nenek, ayo nek, cepat, loncat, hup hup hup!
Nenek berusaha melompat ke atas bis yang segera berjalan lagi dengan kencang sebelum nenek siap berdiri tegak untuk menuju bangku. Nenek : "Uh! Aku seperti seorang prajurit muda yang tangkas! Uh! Negeri ini keras sekali! Uh! Penuh! Uh! Tak ada yang memberi tempat duduk buat seorang wanita, yang tua, biarlah aku duduk di bawah, oh demi cinta pada cucunda...
Salam, jangan tidur! kita sudah lama terlena dalam dongeng!
No comments:
Post a Comment