puisi

puisi
puisi BILA CINTA TAK SAMPAI

Semoga Hari Bahagia Selalu


Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Friday, 2 July 2010

PUISI dari kumpulan BILA CINTA TAK SAMPAI

Nani Tandjung: HERAN-HERAN


HERAN-HERAN

Waktu dulu di radio ada iklan tabib
Isinya dia bisa sembuhkan segala sakit
Dari mulut yang terasa pahit
Hingga lidah panjang yang tergigit
Atau tangan panjang yang terjepit


Antaranya lagi ada sakit heran-heran
Yang dengar iklan ini jadi heran
Apa itu sakit heran-heran
Mengherankan lagi si tabib juga heran
Kok bisanya dia asal sebut itu namanya heran-heran


Berikutnya saya dapat penyakit heran-heran
Karena kata orang saya sering keheranan
Tiap ada persoalan saya pasti heran
Bertanya kenapa begini dan begitu dengan heran
Sampai-sampai saya jadi ‘kabancian’


Pasalnya mengapa ada peristiwa berjalan
Yang tidak cocok dengan pelajaran
Yang saya dapatkan di sekolahan
Tentu saja saya jadi bawel dan penasaran
Terus bertanya dengan wajah dungu dan ketololan
Coba saja, masak ada orang ...
Sssttt!!!


Ah, saya takut terus terang
Ah, tak apalah sudah kepalang
Tapi jangan bilang-bilang
Sumpe lo!


Ah, sekarang perut saya murus-murus
Ada aktifis peduli kemanusiaan yang dibekuk mampus


Ah, sekarang kepala saya jadi pusing-pusing
Ingat ada aktifis peduli kemanusiaan yang ditempiling


Ah, sekarang jantung saya degub-degub
Ada aktifis kemanusiaan dimasukkan ruang tertutup


Kalau ada pengawal keadilan kena hukum?
Kalau ada pengawal hati nurani tak punya nurani?
Kalau ada pengawal kebaikan tak berbudi?



Waktu dulu di radio ada iklan tabib
Yang bisa sembuhkan segala sakit
Cukup ciumkan amoniak ke hidung adik
Kontan kau akan terjungkat terjingkat-jangkit
Setelah itu isi kepala segar dan baik


Itu iklan!
Belum tentu cocok dengan kalian
Tapi jangan coba heran
Nanti kena penyakit heran-heran!


Jakarta, 12 April 2005
Bekasi, 14 November 2009


jika diambil kesimpulan, bahwa sudah sejak jaman dahulu kala, sudah ada tersedia karakter-karakter yang membuat dinamisnya kehidupan ini, mengapa pula kita harus merasa HERAN-HERAN?




KELUHAN KAWAN


Mendung yang menyelimut wajah bumi
Memantul kelabu di wajah kami
Guratan yang nyata menandai
Betapa tua kami kini


Biar baju yang kami pakai masih trendi
Warna segar tergosok rapih
Tapi tak bisa tersembunyi
Nafas sengal-sengal berbuih-buih


Telah kami coba berlari cepat
Mencapai garis yang tepat
Sambil berbaris dengan rapat


Tapi kalah juga dengan yang menyeruak
Mereka terbang melayang atau merangkak
Bagai marabunta atau gagak
Mematikan! Skak mat!
Padahal kami sempat re format



Tapi kalau personnya tak satu yang dicegat
Lalu potong-potong masukkan ke laut sebrang Ambalat
Biar dimakan ikan cucut dan todak
Apa yang bisa didapat dari re format?


Antara kami ada sahabat
Menangis karena merasa terjerat
Dalam jaringan para akrobat
Ditelanjangi hingga kemaluannya terlihat
Hingga sempat berpikir walau agak telat
Mana lebih malu kalau tak punya alat


Begini salah begitu haram
Jadi wartawan, wartawan jahannam
Jadi seniman, seniman jahannam
Jadi pengacara, pengacara jahannam


Aku lihat ada tetes darah keluar dari mulutnya



Jakarta 13 April 2005
Bekasi, 14 November 2009


Salam,

dari : Bila Cinta Tak Sampai

Nani Tandjung
Bermain Sandiwara Terus

No comments: